I.
HISTORY OF GRAPHIC DESIGN
1.1 The
advent of printing
Pencetakan
sebuah manuskrip memiliki sejarah panjang. Ini tak semata terkait dengan mesin
cetak yang ditemukan Johannas Gutenberg. Namun, lebih memiliki kaitan dengan
kegiatan percetakan yang telah dilakukan lama sebelumnya. Termasuk,
perkembangannya di dunia Islam. Menurut Dr Geoffrey Roper, seorang konsultan
perpustakaan yang bekerja dengan Institute for the Study of Muslim
Civilisations, London, Inggris, Gutenberg diakui sebagai orang pertama yang
menemukan mesin cetak. Namun, menurut Roper, aktivitas mencetak, yaitu membuat
sejumlah salinan dari sebuah teks dengan memindahkannya dari satu permukaan ke
permukaan lainnya, khususnya kertas, yang telah berusia lebih tua dibandingkan
penemuan mesin cetak Gutenberg.
Orang-orang
Cina telah melakukannya sekitar abad ke-4. Cetakan teks tertua yang diketahui
berangka tahun 868 Masehi, yaitu Diamond Sutra. Ini merupakan sebuah terjemahan
teks Buddha berbahasa Cina yang tersimpan di British Library. Namun, hal yang
tak banyak terekspos adalah sekitar 100 tahun kemudian, Arab Muslim juga
memiliki kemampuan mencetak teks. Termasuk, lembaran Alquran. Ini berawal dari
langkah Muslim untuk mempelajari kemampuan pembuatan kertas dari Cina.
Lalu,
umat Islam mengembangkan kemampuan itu di seluruh wilayah Islam. Hal ini memicu
tumbuh berkembangnya produksi manuskrip-manuskrip teks. Pada masa awal
perkembangan kekuasaan Islam, manuskrip tak dibuat secara massal dan tak pula
didistribusikan untuk masyarakat. Kala itu, manuskrip yang ada berisikan
penjelasan tentang shalat, doa-doa, intisari Alquran, dan asmaul husna yang
sangat dikenal oleh Muslim. Apa pun tingkat sosialnya, baik Muslim yang kaya,
miskin, terdidik, maupun berpendidikan rendah.
Kemudian,
baru pada kekuasaan Dinasti Fatimiyah di Mesir, teknik cetak manuskrip di atas
kertas berkembang. Mereka mencetak manuskrip secara massal. Kemudian,
manuskrip-manuskrip hasil cetakan itu dibagikan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Sejumlah cetakan manuskrip itu ditemukan para arkeolog saat
dilakukan penggalian di Fustat atau Kairo lama. Menurut Roper yang dikutip
laman Muslimheritage, cetakan manuskrip tersebut diyakini berasal dari abad
ke-10. Cetakan manuskrip sejenis ditemukan juga di sejumlah tempat lainnya di
Mesir. Rope mengungkapkan, iklim kering di Mesir telah membantu menyelamatkan
manuskrip itu sehingga tak membuatnya menjadi rusak.